JAKARTA— Jaringan Aktivis Nusantara (JAN) menyampaikan apresiasi terhadap langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menunjuk Brigjen Desy Andriani sebagai Direktur Tindak Pidana Perempuan dan Anak (PPA) serta Pidana Perdagangan Orang (PPO). Langkah ini dilihat sebagai bentuk komitmen konkret Kapolri dalam memperkuat perlindungan hukum bagi perempuan dan anak, serta menanggulangi kejahatan perdagangan orang yang semakin marak di Indonesia.
Menurut JAN, keputusan Kapolri untuk menunjuk Brigjen Desy Andriani sebagai pemimpin di Direktorat PPA dan PPO menunjukkan keseriusan Polri dalam merespons tantangan yang dihadapi oleh kelompok rentan, seperti perempuan dan anak. “Ini adalah langkah yang tepat di tengah meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta kejahatan perdagangan manusia. Dengan latar belakang sebagai Psikolog Kepolisian Utama, Brigjen Desy memiliki keahlian yang relevan untuk menangani persoalan ini dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan profesional,” ujar Romadhon Jasn, Koordinator JAN.
JAN juga memandang pembentukan Direktorat khusus ini sebagai bentuk penguatan struktural yang dibutuhkan untuk menangani kejahatan terhadap perempuan dan anak yang kerap kali kompleks. “Tantangan yang dihadapi perempuan dan anak dalam mengakses keadilan sering kali dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya. Dengan adanya Direktorat PPA dan PPO, diharapkan penanganan kasus akan menjadi lebih fokus, terstruktur, dan sesuai dengan kebutuhan korban,” lanjut Romadhon, Selasa (24/9)
Selain itu, JAN menggarisbawahi pentingnya penguatan pada aspek pencegahan dan penegakan hukum terkait perdagangan orang. Kasus-kasus perdagangan manusia yang sering kali melibatkan jaringan internasional membutuhkan pendekatan hukum yang lebih holistik dan koordinasi lintas sektor. Penunjukan Brigjen Desy sebagai pimpinan di bidang ini diharapkan dapat memperkuat peran Polri dalam menanggulangi persoalan yang merugikan banyak korban, terutama perempuan dan anak.
Dalam pernyataannya, Romadhon juga menyoroti langkah Kapolri yang melakukan rotasi di berbagai posisi strategis, termasuk pembentukan Ditressiber di delapan Polda, sebagai upaya untuk menjawab tantangan kejahatan siber yang terus berkembang. “Kejahatan siber semakin kompleks, dan Polri tampaknya telah mengambil langkah yang tepat dengan melakukan penguatan di level Polda. Ini menunjukkan bahwa Polri tidak hanya berfokus pada satu sektor, tetapi juga memberikan perhatian pada berbagai jenis kejahatan yang mengancam masyarakat,” ujar Romadhon.
Menurut JAN, promosi dan rotasi di tubuh Polri adalah hal yang penting untuk memastikan adanya regenerasi dan penyegaran di berbagai level jabatan. Proses ini akan memperkuat kemampuan Polri dalam memberikan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat. “Mutasi yang dilakukan secara berkala menjadi salah satu mekanisme untuk menjaga profesionalisme dan meningkatkan kinerja Polri di seluruh lini. Langkah ini juga mencerminkan semangat Polri untuk terus beradaptasi dengan dinamika kejahatan yang berkembang pesat,” tambahnya.
Melalui keputusan ini, JAN berharap agar Polri terus memperkuat kapasitas internalnya untuk memberikan keadilan yang lebih baik bagi kelompok rentan, seperti perempuan dan anak, serta menangani kejahatan siber yang semakin canggih. “Kepercayaan masyarakat terhadap Polri akan semakin kuat jika langkah-langkah ini diiringi dengan peningkatan kinerja dan pelayanan yang optimal,” tutup Romadhon.
Penunjukan Brigjen Desy, serta rotasi di jajaran kepemimpinan Polri, diharapkan akan memberikan dampak signifikan terhadap kualitas pelayanan Polri dalam melindungi dan melayani masyarakat.