Gagas Nusantara: Tantangan Infrastruktur Pertamina International Shipping dalam Menjaga Kedaulatan Energi

Tantangan Infrastruktur Pertamina International Shipping dalam Menjaga Kedaulatan Energi

Jakarta— Dalam upaya menjaga kedaulatan energi nasional, CEO Pertamina International Shipping (PIS), Yoki Firnandi, menegaskan pentingnya distribusi energi yang merata melalui kapal-kapal PIS ke seluruh penjuru nusantara. Pernyataan tersebut disampaikan pada acara Hub Space 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Meski mencatat keberhasilan distribusi energi mencapai 160 miliar liter melalui 20 ribu pengapalan pada tahun 2023, PIS menghadapi tantangan besar, terutama terkait infrastruktur yang belum berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan.

Direktur Gagas Nusantara, Romadhon menilai langkah distribusi energi yang dilakukan oleh PIS merupakan salah satu upaya penting dalam memastikan bahwa tidak ada satu pun wilayah di Indonesia yang mengalami kelangkaan energi. 

“Namun, ada beberapa catatan kritis terkait ketidakcocokan antara pertumbuhan permintaan energi dan minimnya perkembangan infrastruktur. Infrastruktur distribusi yang tidak memadai dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas ketahanan energi nasional dalam jangka panjang,” kata Romadhon ke awak media, 12/9/2024 di Jakarta.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh PIS adalah infrastruktur yang tidak berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan. Wilayah yang dulunya tidak membutuhkan suplai energi kini mulai mengalami peningkatan kebutuhan. Selain itu, titik distribusi yang sebelumnya hanya memerlukan pengapalan seminggu sekali kini membutuhkan pengiriman setiap dua hari. Meskipun permintaan terus bertambah, Yoki menekankan bahwa infrastruktur distribusi energi, termasuk dermaga dan fasilitas penunjang lainnya, belum mendapatkan perhatian yang memadai.

“Peningkatan permintaan energi ini adalah hal yang positif, menunjukkan pertumbuhan negara. Namun, tantangan kami adalah bagaimana menyuplai wilayah yang permintaannya terus meningkat tanpa didukung oleh infrastruktur yang memadai,” ujar Yoki. Kondisi ini menciptakan kesenjangan antara permintaan energi dan kapasitas pengiriman yang dapat dilakukan oleh PIS.

Gagas Nusantara, melalui Ketua Romadhon Jasn, menyatakan bahwa langkah yang diambil oleh PIS merupakan fondasi penting bagi ketahanan energi nasional. Namun, ia juga mengingatkan bahwa keberhasilan distribusi energi jangka panjang sangat tergantung pada kesiapan infrastruktur dan kemampuan manajemen sumber daya manusia. 

“PIS mungkin telah berhasil menjaga distribusi energi hingga saat ini, tetapi seiring meningkatnya kebutuhan dan tekanan terhadap infrastruktur yang belum berkembang, hal ini akan menjadi tantangan yang semakin besar,” ujar Romadhon.

Romadhon juga menekankan pentingnya investasi dalam pengembangan infrastruktur distribusi energi. Ia merekomendasikan agar PIS dan pemerintah bekerja sama untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah-daerah yang mengalami pertumbuhan kebutuhan energi. Selain itu, peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan terlatih dalam menghadapi tantangan distribusi energi di lapangan menjadi kunci keberhasilan ke depan.

“Ketahanan energi tidak bisa hanya bergantung pada volume pengapalan atau jumlah energi yang didistribusikan. Peningkatan kapasitas infrastruktur dan penguatan SDM adalah dua pilar yang harus diperhatikan oleh PIS dan pemerintah untuk menjaga stabilitas pasokan energi di seluruh wilayah Indonesia,” lanjutnya.

Dalam menghadapi tantangan infrastruktur, Jaringan Aktivis Nusantara berharap bahwa PIS dan pemerintah dapat segera menyusun langkah konkret untuk mengatasi kesenjangan yang ada. Peningkatan infrastruktur distribusi energi yang seimbang dengan pertumbuhan permintaan, serta penguatan manajemen SDM, merupakan langkah mendesak yang harus diambil agar ketahanan energi nasional tetap terjaga.

“Keberhasilan distribusi energi oleh PIS sejauh ini adalah hal yang patut diapresiasi, namun tantangan ke depan akan semakin berat jika tidak ada perbaikan infrastruktur yang memadai. Kami berharap PIS dan pemangku kepentingan lainnya segera memperkuat infrastruktur dan meningkatkan SDM agar Indonesia dapat mencapai kemandirian energi yang sesungguhnya,” tutup Romadhon.

Exit mobile version