Jakarta— Mulai menghangatnya suhu politik pada Pemilihan Gubernur Sultra 2024 membuat suasana pilitik di Sulawesi Tenggra menjadi riuh dan tidak substantif. isu-isu identitas menjadi bahan canpaign di masyarakat dan disampaikan secara terbuka, mulai dari team paslon sampai dengan elite politik lokal yang menggunakan isu etnisitas tersebut.
Menurut Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Muna Jakarta, La Ode Iswar, sejarah mencatat bahwa penggunaan politik identitas itu sangat berisiko dan bisa menyulut pada konflik horisontal. Secara teoritik, politik identitas itu berusaha mengidentifikasi masing-masing kelompok sosial secara terpisah, sehingga muncul identitas misalnya kami dan mereka, padahal sebelumnya semua kelompok yang memiliki identitas berbeda itu adalah satu kesatuan bangunan masyarakat dengan kohesivitas yang tinggi.
“Sementara isu tentang korupsi, kemiskinan, kebodohan dan dinasti jauh lebih substantif daripada sekedar perbedaan etnik”, ucapnya di Jakarta, Selasa, 12/11/2024.
Iswar memgatakan Andi Sumangerungka-Hugua merupakan pasangan calon Gubernur sultra no urut 2 yang kerap mendapatkan serangan oleh lawan pilitik dengan menggunakan narasi primitif seperti isu etnisitas, sementara menurutnya isu primitif tidak akan mendatangkan maslahat bagi masyarakat dan daerah Sulawesi Tenggra.
“Isu tersebut hanya memicu kebencian dan konflik di kalangan masyarakat sultra yang multikultural,” jelasnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa Isu korupsi, kemiskinan dan dinasti jauh lebih dibutuhkan, ingin didengar oleh masyarakat sultra tentang komitmen paslon dalam pengentasan isu-isu tersebut. Dari 4 paslon gubernur sultra, ASR-Hugua jauh dari terpaan isu korupsi dan dinasti politik, sementara calon lainnya diterpa oleh berbagai isu korupsi dan membangun dinasti politik secara masif.
“Kami melihat ASR-Hugua lebih fokus membangun narasi dengan isu pengentasan kemiskinan, pembangunan SDM, kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat sultra”, tuturnya.
Ia menekankan Narasi dan komitmen ASR-Hugua jauh lebih relevan dengan kesenjangan yang dihadapi oleh masyakat Sulawesi Tenggara. Sehingga paslon ASR-Hugua lebih difavoritkan oleh masyarakat sultra untuk mendapatkan mandat dari rakyat
“Di harapkan bisa memutus mata rantai kemiskinan, korupsi dan dinasti politik yang saat ini masih dipraktekan Oleh beberapa mantan kepala daerah.