News  

JAN Kritik Bahlil Soal Perbandingan dengan Nabi Muhammad, Tuntut Permintaan Maaf

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia

JAKARTA— Jaringan Aktivis Nusantara (JAN) mengkritik keras pernyataan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, yang menyamakan dirinya dengan Nabi Muhammad SAW dalam hal kepemimpinan. Pernyataan tersebut disampaikan Bahlil saat mengulas dirinya sebagai Ketua Umum Golkar termuda dalam sejarah pasca-reformasi, di mana ia membandingkan usianya dengan Nabi Muhammad yang menerima wahyu pada usia 40 tahun. Pernyataan ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk JAN dan warganet yang mengecam keras perbandingan tersebut.

Ketua JAN, Romadhon Jasn, menyebut perbandingan tersebut tidak pantas dan menyinggung nilai-nilai spiritual umat Islam. “Menyamakan perjalanan politik dengan sosok Nabi Muhammad SAW, yang dikenal sebagai figur mulia dan sederhana tanpa ambisi kekuasaan, adalah tindakan yang tidak patut. Bahlil harus segera meminta maaf kepada umat Islam karena telah membuat perbandingan yang salah dan menyinggung,” ujar Romadhon dalam keterangannya, Selasa (1/10).

Pernyataan ini juga menuai kecaman luas di media sosial. Warganet mengecam perbandingan antara Nabi Muhammad SAW, yang dikenal dengan kerendahan hati dan kepemimpinannya yang tanpa ambisi kekuasaan, dengan Bahlil yang memiliki sejumlah kontroversi. Beberapa warganet bahkan mengingatkan skandal lama Bahlil, seperti dugaan konsumsi minuman keras, yang semakin memperburuk citranya di mata publik.

Romadhon menambahkan bahwa seorang tokoh politik tidak seharusnya menggunakan figur keagamaan dalam konteks karier atau kepentingan politik. “Nabi Muhammad adalah contoh kepemimpinan yang mulia dan jauh dari ambisi duniawi. Menyamakannya dengan pencapaian politik sangat tidak relevan dan tidak etis. Bahlil harus meminta maaf atas pernyataannya,” tegas Romadhon.

Lebih jauh, JAN juga mengingatkan pentingnya Prabowo Subianto, sebagai presiden terpilih, untuk lebih selektif dalam memilih menteri, terutama jika menginginkan kabinet zaken. Menurut JAN, memasukkan Bahlil sebagai menteri di kabinet zaken yang diharapkan diisi oleh para ahli akan memicu penolakan luas dari masyarakat.

“Meski Golkar adalah partai besar, Bahlil bukan sosok yang sesuai untuk kabinet zaken. Rekam jejaknya yang kontroversial hanya akan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap janji Prabowo untuk membentuk pemerintahan yang profesional dan berfokus pada kepentingan rakyat,” lanjut Romadhon.

JAN mendesak Bahlil untuk segera meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam, dan berharap Prabowo lebih berhati-hati dalam memilih tokoh-tokoh yang akan masuk dalam kabinetnya nanti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *