Wakil Ketua BEM UHO Harap Rakyat Koltim Untuk Hindari Isu SARA Jelang Pilkada

Muh. Anggi Sanjaya, Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Halu Oleo (UHO)

Kendari— Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, Muh. Anggi Sanjaya, Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Halu Oleo (UHO), mengeluarkan pernyataan tegas yang mengajak seluruh masyarakat untuk menghindari penggunaan isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) serta primordialisme dalam dinamika politik lokal.

Anggi Sanjaya mengungkapkan kekhawatirannya terkait potensi penggunaan isu SARA sebagai alat politik untuk memecah belah masyarakat di tengah kompetisi Pilkada yang semakin memanas. 

“Saya sangat prihatin melihat adanya indikasi bahwa sentimen SARA dan primordialisme mulai digunakan sebagai senjata politik untuk meraih dukungan. Ini adalah praktik yang tidak sehat dan sangat berbahaya bagi keutuhan masyarakat Kolaka Timur,” ungkap Anggi di Kendari, Minggu, 18/8/2024.

Pemuda Kolaka Timur ini menekankan bahwa Pilkada seharusnya menjadi ajang bagi masyarakat untuk menentukan pemimpin yang benar-benar mampu membawa perubahan positif, bukan sekadar memilih berdasarkan identitas kesukuan atau agama. 

“Masyarakat Kolaka Timur harus lebih kritis dan cerdas dalam memilih pemimpin. Jangan biarkan perbedaan identitas menjadi alasan untuk memecah belah kita. Pemimpin yang kita pilih haruslah yang memiliki integritas, visi yang jelas, dan komitmen untuk memajukan daerah,” katanya.

Ia juga menyoroti peran penting generasi muda dalam menjaga jalannya Pilkada agar tetap bersih dan berintegritas. Menurut Anggi, mahasiswa dan pemuda memiliki tanggung jawab moral untuk melawan segala bentuk provokasi yang dapat merusak tatanan sosial di masyarakat. 

Sebagai pemuda dan mahasiswa, kita harus menjadi garda terdepan dalam menjaga persatuan dan kerukunan. Jangan biarkan Pilkada ini diwarnai oleh politik identitas yang destruktif. Kita harus bersatu untuk menciptakan demokrasi yang inklusif dan berkeadilan,” ujarnya.

Dalam Pernyataanya, Anggi juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh adat, dan organisasi masyarakat, untuk bersinergi dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga keutuhan dan kedamaian selama Pilkada berlangsung. 

“Kita semua memiliki peran untuk memastikan bahwa Pilkada ini berlangsung dengan damai. Mari kita gunakan platform kita masing-masing untuk menyuarakan pesan-pesan perdamaian dan toleransi. Jangan sampai Pilkada yang seharusnya menjadi pesta demokrasi justru berubah menjadi ajang perpecahan,” tambahnya.

Selain itu, Anggi menyoroti peran media, terutama media sosial, yang sering kali menjadi sarana penyebaran informasi yang tidak bertanggung jawab dan memicu konflik. Ia mengingatkan masyarakat untuk bijak dalam mengonsumsi dan menyebarkan informasi, serta selalu memverifikasi kebenaran dari setiap berita yang diterima. 

“Di era digital ini, informasi dapat menyebar dengan sangat cepat, dan sayangnya, tidak semua informasi yang beredar itu benar. Kita harus lebih berhati-hati dan kritis dalam menerima informasi, terutama yang berkaitan dengan isu SARA. Jangan mudah terprovokasi dan jangan ikut menyebarkan informasi yang tidak jelas kebenarannya,” tegas Anggi.

Anggi Sanjaya menyampaikan harapannya agar Pilkada di Kolaka Timur dapat berlangsung dengan aman, damai, dan menghasilkan pemimpin yang dapat membawa kemajuan bagi daerah tersebut. 

“Saya berharap Pilkada kali ini menjadi momentum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan di Kolaka Timur. Mari kita wujudkan Pilkada yang damai, tanpa isu SARA dan primordialisme, dan mari kita pilih pemimpin yang benar-benar peduli dengan masa depan kita bersama,” ujarnya.

Ia berharap ini dapat menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat Kolaka Timur untuk tetap menjaga kerukunan dan kedamaian jelang Pilkada. Dengan menghindari isu SARA dan primordialisme, masyarakat dapat memastikan bahwa proses demokrasi ini berjalan dengan baik dan membawa manfaat bagi semua.

Exit mobile version