Kendari— Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Halu Oleo melalui Mentri Advokasi dan Pergerakan minta Kapolda Sultra, Kajati Sultra, dan Danrem Sultra untuk segera Mundur dari tahta kekuasaannya. (Kendari 28/7/2024)
Alfansyah dengan nada tegas dan lugas menyatakan pimpinan tiga instasi penegak hukum tersebut kami nilai gagal dalam menyelesaikan mafia tambang yang ada di Sultra.
Lebih lanjut sapaan Alfan itu menyatakan, ini bukan hanya omon-omon semata tetapi ada hal yang paling mendasar mengapa penambangan liar di Sultra terjadi karena lemahnya penegakan hukum dari tiga instasi tersebut dan atau kah mungkin ada oknum di tiga instasi tersebut yang ikut membecup hingga ikut terlibat dalam aktivitas penambangan liar yang ada di Sultra.
Berdasarkan indeks data Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di tahun 2024 kerugian negara di taksir 1.5 Triliun akibat eksploitasi sumber daya alam (SDA) tanpa izin atau illegal Mining.”Bebernya
Kata Alfan ini yang baru di ketahui, ia masih yakin dan percaya masih banyak penambang liar yang beraktivitas menggerus dan mengeksploitasi sumber daya alam hingga merusak lingkungan yang ada di Sultra.
Permasalahan ini butuh taring dari ketiga instansi tersebut perihal yang di maksud adalah tindak tegas dari ketiga instansi tersebut saya pikir ketiga instasi tersebut adalah orang-orang yang berkualitas.
Memang tidaklah mudah dalam menyelesaikan mafia tambang, karena mereka kuat secara materi dan telah bekerja sama dengan instansi yang kiranya dapat melerai ketika aktivitas tersebut terungkap.
Dalam penyelesaian masalah penambang liar di Sultra perlu konsistensi dan tata kordinasi antara ketiga instansi penegak hukum tersebut.
“Sultra ini tidak terlalu luas seperti halnya pulau Jawa untuk mengetahui tambang-tambang illegal itu amatlah mudah, tapi lagi-lagi kurangnya konsistensi dan kesadaran”.
Jika pimpinan ketiga instansi tersebut tak mampu lagi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka kami nilai “ini pemimpin ece-ece” dan segera mundur dari jabatannya. “Kecamnya
Melalui tulisan ini adalah bentuk siraman air pagi untuk ketiga instansi yang masih terlelap tidur di tengah kebisingan alat berat penambangan liar di Sultra.”tutupnya