Jakarta— Jaringan Aktivis Nusantara (JAN) mendesak Polri untuk mengambil langkah tegas terhadap 18 personel polisi yang diduga memeras penonton asal Malaysia dalam gelaran Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024. JAN menilai insiden ini telah mencoreng citra bangsa di kancah internasional dan merusak kepercayaan publik terhadap institusi Polri.
“Kasus ini bukan hanya memalukan, tetapi juga berdampak besar pada pariwisata dan potensi event internasional ke depan. Polri harus menunjukkan komitmennya dalam menegakkan disiplin internal dengan memberikan sanksi tegas, termasuk pemberhentian tidak dengan hormat bagi mereka yang terbukti bersalah,” ujar Ketua JAN, Romadhon Jasn, Minggu (22/12/2024).
Menurut JAN, kasus ini mencerminkan perlunya evaluasi mendalam terhadap sistem pengawasan internal Polri. Terlebih lagi, aksi memalukan ini terjadi di tengah momentum kepercayaan publik yang mulai meningkat terhadap Polri. Berdasarkan survei Lembaga Survei Nasional (LSN) pada akhir November 2024, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri mencapai 78 persen, angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.
“Kepercayaan itu harus dijaga, bukan dirusak oleh ulah segelintir oknum. Polri selama ini telah menunjukkan kinerja luar biasa di berbagai bidang, termasuk dalam mengawal Pemilu dan Pilkada serentak. Jangan biarkan insiden seperti ini merusak reputasi yang telah dibangun dengan susah payah,” tegas Romadhon.
JAN juga menyarankan agar Polri tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga pada pencegahan. Program penguatan etika dan moral di internal Polri dinilai perlu menjadi prioritas untuk memastikan tidak ada lagi tindakan serupa di masa mendatang.
“Kita berharap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dapat menggunakan kasus ini sebagai momentum untuk mempertegas komitmen Polri menuju institusi yang lebih profesional dan bersih,” lanjut Romadhon.
Di sisi lain, JAN meminta masyarakat untuk tidak langsung menggeneralisasi kasus ini sebagai gambaran keseluruhan Polri. “Polri adalah institusi besar yang diisi oleh banyak personel berintegritas. Kita tidak bisa membiarkan tindakan segelintir oknum mencoreng seluruh institusi,” kata Romadhon.
Kasus dugaan pemerasan ini terungkap setelah viralnya laporan dari sejumlah korban di media sosial. Tindakan tegas Polri dalam menindaklanjuti laporan ini juga diapresiasi oleh JAN. Menurut JAN, sikap responsif Polri membuktikan bahwa institusi ini terbuka terhadap kritik dan berkomitmen untuk melakukan perbaikan.
JAN juga menegaskan bahwa kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap perilaku personel Polri, terutama dalam menghadapi event-event internasional yang melibatkan banyak pihak asing. “Polri harus memastikan bahwa Indonesia dikenal sebagai negara yang ramah, aman, dan profesional,” pungkas Romadhon.