Cara Surunuddin Dangga Memupuk Trah Dinasti di Konawe Selatan

Bupati Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Surunuddin Dangga

Konawe Selatan— Surunuddin Dangga adalah seorang politisi Indonesia yang dikenal sebagai Bupati Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, memiliki pengaruh besar dalam politik lokal. 

Politik dinasti merujuk pada praktik di mana kekuasaan politik diturunkan dalam suatu keluarga, seringkali melalui jalur keturunan atau kerabat dekat, untuk mempertahankan kekuasaan di dalam lingkaran keluarga tersebut.

Kritik terhadap politik dinasti sering kali berfokus pada potensi penyalahgunaan kekuasaan, kurangnya kompetisi yang sehat dalam proses politik, dan kemungkinan nepotisme. Pendukung politik dinasti, di sisi lain, mungkin berargumen bahwa keluarga dengan sejarah politik yang kuat memiliki pengalaman dan jaringan yang dapat bermanfaat bagi daerah yang mereka pimpin.

Hegemoni dan trah kekuasaan dalam konteks politik dinasti seperti yang terjadi di Konawe Selatan, di mana Surunuddin Dangga berkuasa, menggambarkan pengaruh kuat yang dimiliki oleh keluarga atau klan tertentu dalam bidang politik.

Politik dinasti Surunuddin tumbuh subur, dengan berdikdaya di Konawe Selatan, ia mendorong istri dan anaknya untuk mengisi pos-pos lembaga legislatif. Keluarga politis ini menguasai sumber daya sosial, politik dan ekonomi dimasing-masing daerah pemilihan. 

Infografis

Keluarga inti Surunuddin Dangga yang bertarung dalam pemilihan legislatif 2024 ada empat orang. Istrinya, Nurlin Surunuddin, caleg petahana DPRD Provinsi Sultra. Lalu ketiga anaknya, yakni Aksan Jaya Putra, juga untuk DPRD provinsi, Adi Jaya Putra untuk DPRD Kabupaten Konawe Selatan serta Leni Andriani Surunuddin menjadi anggota DPD RI.

Nurlin terpilih kembali untuk caleg DPRD Provinsi Sultra. Ia maju sebagai caleg Partai Golkar dapil Sultra II, yaitu Konawe Selatan dan Bombana. Meraih 22.980 suara alias yang tertinggi di dapil tersebut.

Aksan Jaya Putra (AJP) juga maju dari Partai Golkar dapil Sultra I, yaitu Kota Kendari, dan meraih 15.318 suara. Seperti sang ibu, Aksan juga petahana di legislatif tingkat provinsi. Pada Pilkada serentak 2024 AJP bakal bertarung sebagai Calon Wali Kota Kendari.

Kemudian Adi Jaya Putra terpilih di legislatif Kabupaten Konawe Selatan, meraih 6.131 suara. Ia tidak mengikuti jejak Ibu dan adiknya, Ia memilih menggunakan partai Nasdem. Pada Pilkada serentak 2024, ia berniat melanjutkan jejak politik ayahnya untuk berkuasa kembali di Konawe Selatan. Sehingga Adi Jaya Putra pada Pilkada serentak 2024 bakal mencalonkan diri sebagai Bupati Konawe Selatan.

Selanjutnya, Leni Andriani Surunuddin, yang lolos ke Senayan sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Dalam rekapitulasi KPU Sultra, ia meraih 156.919 suara dan mengunci satu dari empat kursi DPD RI.

Sebagaimana dikutip di Kompas, Surunuddin mengatakan kunci terpilihnya para anggota keluarganya ada beberapa hal. Pertama, keluarga besar telah solid sejak awal. Keluarga besarnya tersebar di Konawe, Konawe Selatan, hingga Kendari. Hal ini memudahkan tahapan selanjutnya.

”Tentunya kalau dibilang mendompleng nama saya, itu tidak bisa dihindari karena mereka keluarga. Secara pengalaman juga saya di legislatif 15 tahun, dan hampir 10 tahun sebagai bupati. Kalau orang mengingat dan memilih keluarga kami, itu adalah hasil investasi sosial,” ucap Surunuddin.

Surunuddin tidak menampik, bahwa kunci keterpilihan keluarga dalam politik karena keterlibatan dirinya termaksud membantu untuk biaya kampanye.

”Tapi, tidak seberapa (biaya) membantunya. Saya bilang dari awal, kalau kalian mau maju jangan pernah ganggu saya. Silakan berusaha sendiri, bermodalkan modal sosial yang terbangun sejak lama. Tidak ada saya intervensi di lapangan,” ucapnya.

Dosen Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Kendari Andi Awaluddin Ma’ruf mengatakan kemenangan calon fenomena kemenangan istri dan keluarga inti kepala daerah di wilayah ini bukan hal yang baru. Mereka berlomba-lomba menjadikan keluarga dekat menduduki kursi tertentu.

“Selain aji mumpung hal ini juga mengindikasikan begitu kuatnya korelasi struktur birokrasi dan kepemimpinan dalam kemenangan calon. Peran bupati yang menjadi pemimpin di daerah begitu besar dalam kemenangan keluarga dekat,” jelasnya.

”Kepala daerah itu memegang struktur birokrasi hingga tingkat paling bawah. Ada informasi, misalnya, lurah, atau kepala desa, bahkan tingkat RT yang diarahkan untuk memobilisasi suara. Banyak pola yang bisa dipakai untuk meraih suara tinggi di daerah,” ungkapnya.

Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Siti Zuhro mengatakan dalam kasus Indonesia, daerah cenderung rentan mempraktikkan dinasti politik, karena kegagalan daerah membangun demokrasi, seperti menguatkan tata kelola pemerintahan yang baik, yang partisipatif, transparan dan akuntabel.

Menurut Zuhro, anehnya distorsi itu bukannya diperbaiki, tapi terkesan dibiarkan. Sehingga terjadi akumulasi, cukup serius daya rusaknya. Bahkan, dinasti politik sudah seperti virus yang menyebar hampir ke seluruh wilayah di Indonesia.

“Menurut catatan Kemendagri, ada 60 atau 11 persen kasus dinasti politik era Pilkada langsung selama 2005-2014. Jumlah itu cenderung meningkat selama rentang waktu 2015-2018 menjadi 117 atau 21 persen. Dari 11 persen menjadi 21 persen. Dan di 2020, Pilkada serentak terakhir sebelum 2024, bertambah menjadi 175 atau 32 persen. Jadi meningkat, bukan berkurang,” kata Siti Zuhro.

Praktik politik dinasti di Indonesia terus tumbuh berkembang karena tidak dapat memutus rantai nilai-nilai masa lalu yang menjadi prasyarat bagi tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai demokrasi secara utuh.

“Dengan pendidikan yang masih rendah, karena baru sekitar 5-6 persen saja yang lulusan perguruan tinggi, selebihnya SMA, SMP, dan SD. Dan juga keterbelakangan ekonomi, yang memungkinkan terbangunnya dinasti politik lebih besar,” pungkas Siti Zuhro.

Untuk diketahuhi, harta kekayaan keluarga Surunuddin Dangga sebagai berikut:

1.Surunuddin Dangga (Bupati Konawe Selatan)

Pelaporan LHKPN 31 Desember 2022

Total harta kekayaan sekitar Rp 40,3 miliar

Aset terbesarnya berupa 42 bidang tanah dan bangunan yang merupakan hasil sendiri dan warisan senilai Rp 37,4 miliar. Dia juga memiliki 1 unit alat transportasi dan mesin senilai 500 juta. Harta bergerak lainnya 550 juta. Surat berharga 1,3 miliar. Kas setara Kas 550 juta. Hutang Rp. 6,5 juta.

2.Nurlin Surunuddin (Istri)

Pelaporan LHKPN 31 Desember 2022

Total harta kekayaan sekitar Rp 3,3 miliar

Aset terbesarnya berupa 4 bidang tanah dan bangunan yang merupakan hasil sendiri dan warisan senilai Rp 911 juta. Dia juga memiliki 2 unit alat transportasi dan mesin senilai 1,4 miliar. Harta bergerak lainnya 220 juta. Kas setara Kas 760 juta.

3.Aksan Jaya Putra (Calon Wali Kota Kendari)

Pelaporan LHKPN 31 Desember 2022

Total harta kekayaan sekitar Rp 15,1 miliar

Aset terbesarnya berupa 15 bidang tanah dan bangunan yang merupakan hasil sendiri dan warisan senilai Rp 9,5 miliar. Dia juga memiliki 4 unit alat transportasi dan mesin senilai 2 miliar

Harta bergerak lainnya 1.8 miliar. Surat berharga 300 juta. Kas setara Kas 2 miliar.

Hutang 623 juta.

4.Adi Jaya Putra (Calon Bupati Konawe Selatan)

5.Leni Andriani Surunuddin (Calon Anggota DPD RI Terpilih)

Exit mobile version