Kendari— Di tengah hiruk-pikuk politik Kendari, muncul sosok Tokoh Politik perempuan yang menarik perhatian masyarakat. Siska Karina Imran (SKI) seorang calon wali kota Kendari provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tidak hanya memiliki visi cemerlang, tetapi juga berani berdialog dengan mahasiswa—generasi yang sering kali menjadi motor penggerak perubahan.
Alfan mengatakan Sosok SKI memahami betul tantangan yang dihadapi kota ini , mulai dari masalah infrastruktur hingga pengangguran yang kian meningkat dan permasalah lainya. Namun, yang membedakannya dari calon lainnya adalah kemampuannya untuk mendengarkan.
“Dalam setiap kesempatan, SKI menggelar diskusi terbuka, mengajak mahasiswa untuk berbagi ide dan pandangan. Ini bukan sekadar kampanye dan dialog yang saling menguntungkan”, ucap Alfan, Minggu, 22/9/2024.
Alfan yang kini Menjabat Sebagai Menteri Advokasi Dan Pergerakan BEM UHO menyampaikan, disuatu sore, di tengah suasana santai di sebuah kafe di Kota Kendari, SKI mengadakan acara diskusi bertajuk “Jemput Aspirasi Bersama pamuda untuk hadirkan solusi Kota Kendari Yang lebih Maju dan Berintegritas”. Ratusan mahasiswa hadir, penuh semangat, siap berbagi gagasan. Dalam sesi ini, SKI dengan sabar mendengarkan semua pendapat, mencatat setiap poin yang disampaikan. Ia percaya bahwa mahasiswa memiliki perspektif segar dan solusi kreatif yang bisa membantu memecahkan masalah kota.
“SKI juga membahas isu-isu penting seperti pendidikan, kesehatan, UMKM, Urbanisasi, Kemiskinan dan lingkungan. Ia berjanji akan menciptakan program-program yang melibatkan mahasiswa dalam implementasinya. Misalnya, kolaborasi antara Anak-anak Muda dan pemerintah kota untuk menciptakan inovasi yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan”, ucapnya.
Dalam perjalanan kampanyenya, SKI tidak hanya berbicara tentang visi dan misi. Ia menjadikan setiap pertemuan sebagai ruang dialog. Dalam diskusi-diskusi ini, mahasiswa merasa memiliki peran penting, bukan sekadar penonton. Mereka bisa langsung mengajukan pertanyaan dan memberikan kritik, sementara SKI dengan rendah hati menerima masukan tersebut.
Menurutnya keterbukaan SKI dalam berdiskusi menunjukkan komitmennya untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan antara pemimpin dan masyarakat utamanya anak-anak muda. Ia memahami bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang mengatur, tetapi juga tentang melayani.
“Dengan pendekatan ini, SKI berhasil menarik perhatian dan dukungan luas, terutama dari kalangan muda yang selama ini merasa diabaikan”, ucapnya,
Pemuda Jati Mekar ini mengatakan ditengah maraknya calon wali kota yang sekadar mengandalkan popularitas, SKI menawarkan sesuatu yang berbeda. Ia adalah contoh nyata bagaimana seorang pemimpin seharusnya: siap mendengarkan, berani berdialog, dan peka terhadap kebutuhan masyarakat. Dalam pandangannya, mahasiswa bukan hanya pemilih; mereka adalah mitra dalam pembangunan kota.
“Kini, Kendari menanti dengan penuh harapan. SKI adalah simbol dari generasi baru yang siap mengubah wajah kota Kendari. Dengan keberaniannya berdeialektika dengan mahasiswa, ia menunjukkan bahwa kepemimpinan yang baik adalah tentang kolaborasi, bukan dominasi. Seiring hari pemilihan semakin dekat, masyarakat Kendari bersiap untuk memberikan suara mereka suara untuk masa depan yang lebih cerah Kota Kendari,” tutupnya.